Budayakan membaca yuks! -Menurut sejarah, pada tahun 1960 Coronavirus pertama kali diidentifikasi sebagai penyebab flu biasa. Sampai tahun 2002 virus itu belum dianggap fatal. Kemudian, pada tahun 2012 juga terjadi wabah yang mirip yakni Middle East Respiratory Syndrome (MERS-Cov) di Timur Tengah. Diketahui bahwa terdapat tujuh Coronavirusyang dapat menginfeksi manusia. Kebanyakan Coronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV), severe acute respiratory syndrome associated coronavirus (SARS-CoV) dan novel coronavirus 2019 (COVID-19).
Virus SARS-CoV-2 merupakan Coronavirus, jenis baru yang menyebabkan epidemi pada tahun 2019 dan oleh WHO diberi nama Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Coronavirus tipe baru ini dapat bertransmisi dari kelelawar kemudian host perantara kemudian manusia melalui mutasi evolusi.
Asal-usul penyebaran SARS-CoV-2 –
31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius yang tidak diketahui penyebabnya. Pada awalnya data epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan dengan satu pasar seafood atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok. Sampel isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru, diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV).
11 Februari 2020, World Health Organization memberi nama virus baru tersebut Severa acute respiratory syndrome coronavirus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Coronavirus disease 2019 (COVID-19).Dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia.13 Februari 2020,Data terakhir website oleh Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Universitas John Hopkins yang diperbaharui berkala, menunjukkan total kasus lebih dari 60.331 pasien, dengan total kematian lebih dari 1.369 pasien dan perbaikan lebih dari 6.061 pasien.
Bagaimana karakteristik dari coronavirus ini?
Struktur corona virus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang) (Wang, 2020).
Bagaimana gejala klinis yang terjadi jika terinfeksi SARS-CoV-2 ?
Beberapa gejala yang mungkin terjadi, antara lain:
1. Penyakit Sederhana (ringan), pasien-pasien ini biasanya hadir dengan gejala infeksi virus saluran pernapasanbagian atas, termasuk demam ringan, batuk (kering), sakit tenggorokan, hidungtersumbat, malaise, sakit kepala, nyeri otot, atau malaise.
2. Pneumonia Sedang, gejala pernapasan seperti batuk dan sesak napas (atau takipnea pada anak-anak)hadir tanpa tanda-tanda pneumonia berat.
3. Pneumonia Parah, demam berhubungan dengan dispnea berat, gangguan pernapasan, takipnea dan hipoksia. Namun, gejalademam harus ditafsirkan dengan hati-hati karena bahkan dalam bentuk penyakityang parah, bisa sedang atau bahkan tidak ada. Sianosis dapat terjadi pada anak-anak.
4. Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (ARDS), diagnosis memerlukan kriteria klinis dan ventilasi. Sindrom ini menunjukkan kegagalan pernapasan baru-awal yang serius atau memburuknya gambaran pernapasan yang sudah diidentifikasi. Berbagai bentuk ARDS dibedakan berdasarkan derajat hipoksia.