(KIM Asabri) Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur, Sinarto, S. Kar, MM membuka kegiatan "Seminar dan Festival Napak Tilas Perjalanan Hayam Wuruk" pada tahun 2021 ini mengamil Tema "Memaknai Filosofis Perjalanan Hayam Wuruk Dalam Desawarnana" Kegiatan yang dilaksanakan selama dua hari oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur mulai tanggal 23 s/d 24 Juni 2021 bertempat di Blitar. Peserta terdiri dari pegiat budaya, pemerhati budaya dan sejarah dari wilayah Blitar Raya, Kediri Raya, Tulungagung, dan Trenggalek, serta dinas - dinas yang menaungi kebudayaan di daerah masing - masing.
Dalam sambutannya beliau berharap "peserta dalam mengikuti kegiatan ini tetap harus menjalankan protokol kesehatan yang ketat, dan kegiatan seperti ini akan mampu membuka wacana dan pemahaman terhadap nilai - nilai filosofi dari arti Perjalanan Hayam Wuruk, sehingga nantinya masyarakat akan semakin bisa memahami sejarah dan budaya dari leluhur bangsa Indonesia". Dan Pelaksanaan kegiatan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, peserta, panitia dan narasumber yang hadir secara luring sebelum nya HARUS swab test secara Apus Tenggorokan/Apus Hidung, yang hasilnya negatif baru diijinkan untuk lanjut mengikuti kegiatan.
Selain peserta secara luring yang bertempat di Hotel Puri Perdana Kota Blitar, pegiat dan pemerhati budaya dan sejarah dapat mengikuti via online dengan aplikasi zoom meeting mulai dari pembukaan hingga seminar yang menghadirkan dua narasumber, masing - masing Prof. Agus Aris Munandar Dosen Universitas Indonesia dengan materi "Memaknai Filosofis Perjalanan Hayam Wuruk Dalam Desawarnana" dan "Situs - situs Napak Tilas Perjalanan Hayam Wuruk Dalam Desawarnana" yang disampaikan oleh Arkeolog Drs. Dwi Cahyono, M. Hum.
Ada hal yang mendasar dan menarik dalam kegiatan ini bahwa moment Perjalanan Hayam Wuruk yang termuat dalam Negarakertagama adalah sebuah perjalanan spiritual dengan melakukan ziarah ke leluhurnya, dan untuk daerah Blitar ini ada beberapa tempat yang disinggahi antara lain Candi Sawentar, Candi Simping, Candi Palah (Penataran), singgah di Balitar (mungkin Blitar sekarang) dan Pantai Lodaya. Dihari kedua materi dipertajam oleh Arkeolog dari BPCP Jawa Timur Nonuk Kristina, S.S dan Drs. Ismail Lutfi, MA dari Universitas Negeri Malang.