KIM Asabri, Bertempat di Gedung Serbaguna BTN Asabri Kelurahan Gedog yang merupakan sekretariat bersama KIM Asabri dan Kampoeng Cyber Blitar dilaksanakan Sarasehan Bedah Naskah Buku Candi Gedog Sejarah Yang Terlupakan Legenda Yang Dikhultuskan, pada hari Jum&singlequote; at 5/5/2018 pukul 19.00 s/d selesai. Hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Blitar, Camat Sananwetan, Lurah Gedog dan Beberapa Mantan Lurah Gedog. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kota Blitar, Bidang Sosial dan Kebudayaan Bappeda Kota Blitar, Dewan Kesenian Kota Blitar, Dewan Kesenian Kabupaten Blitar, Budayawan dan Arkeolog.
Acara yang dipandu oleh Kangmas Diajeng Kota Blitar yang tergabung dalam Paguyuban Kangmas Diajeng Kota Blitar (Payukandi), setelah Prolog Naskah buku disampaikan oleh Kangmas Diajeng kemudian berlanjut dengan diskusi tentang tulisan dalam buku tersebut, memang ada muncul pro dan kontra karena dalam buku tersebut menuliskan tentang sebuah legenda dan fakta sejarah; bahwa ada sosok Joko Pangon mulai 1890 diyakini oleh masyarakat sebagai cikal bakal dari Kelurahan Gedog, namun jauh sebelum cerita tentang Joko Pangon seorang Raffles pada tahun 1817 menulis di bukunya History Of Java Jilid 2, halaman 40 tersebut bahwa &doublequote;Diantara perjalanan menyusuri bermacam tanaman yang pernah aku jelajahi di Provinsi ini, saya menemukan (atau saya biasakan mereka dalam kondisi aslinya). Candi Gedog, bendo kuno di Penataran, berbagai macam ornament yang tertutup dengan prasasti – prasasti yang seharusnya saya pisahkan satu persatu. Candi Gedog strukturnya terdiri dari batu batu, tetapi dikerjakan dengan sangat menabjubkan, sebagian besar ornament dibuat dari batu bata. Beberapa sisinya masih dalam keadaan utuh, tetapi bagian dasar pintu masuk atau tangga – tangganya terpisah. Situs Gedog terletak di dekat Blitar, wilayah ibukota tetapi sekarang menjadi desa biasa. Disini ditemukan benda kuno diantara kota yang ditinggalkan, dengan dinding-dinding alas dari batu yang menarik untuk dicatat. Pada penyusuran di sebelah timur laut saya lalu mengunjungi peninggalan kuno di Penataran&doublequote;.
&doublequote;Melestarikan dan merawat kekayaan sejarah adalah tanggungjawab bersama, akan menjadi potensi wisata dan budaya yang luar biasa jika mampu dikelola dengan baik oleh masyarakat Kelurahan Gedog, Dinas akan berusaha bisa bersinergi dengan masyarakat dalam mewujudkan bentuk - bentuk pelestarian budaya untuk menunjang pariwisata,&doublequote; demikian yang disampaikan Tri Iman Prasetyono dalam sambutannya di acara tersebut, Sedangkan dari Camat Sananwetan berharap,&doublequote;warga masyarakat Kelurahan Gedog harus bisa menjaga kultur budaya ini dengan baik, sehingga secara langsung atau tidak langsung akan terus menjaga Candi atau Situs Gedok ini sebaik - baiknya, yang tinggal Yoni dan 2 potongan Kala.
Penulis Buku Heri Setyobudi menyampaikan jika tulisan ini dimaksudkan untuk menjadi perimbangan pemahaman masyarakat bahwa ada fakta sejarah tentang keberadaan Candi Gedok yang diperkirakan Candi ini sangat besar melihat ukuran Yoni nya, karena ada catatan lain yang menyebutkan bahwa di candi ini ada arca Ganecha yang tidak lagi diketahui keberadaannya.